NARUTO GAIDEN CHAPTER 10 - YANG TERCERMIN DIMATANYA



Sarada menghantam dan menghancurkan tanah tempat para Shin berpijak. Dengan kekuatan yang begitu mengerikan, serangan itu mampu menghempaskan para Shin. Keadaan benar-benar tak berpihak pada musuh. Para Shin itu tak hanya harus berhadapan dengan kekuatan Sarada, namun juga sang Hokage, Naruto. Ketika seorang Shin hendak menyerang Naruto dengan senjata ninja besarnya, dengan sangat mudah Naruto menahan senjata itu, mencengkramnya hingga retak sambil berkata, "Tenanglah.." "!!!" Dari sharingan biasa, Shin mengubah matanya ke Mangekyou. Namun Naruto tak takut sama sekali, ia balas menatap dengan mata Kyuubi, "Kurama.." Akhirnya malah Shin yang ketakutan, tubuhnya gemetaran. Di hadapannya, seolah ada sosok monster mengerikan yang sudah siap untuk mencabik-cabik tubuhnya.
hehehe
"Tak ada yang perlu ditakutkan.." ucap Naruto. "Kalau kalian tak melakukan yang lebih buruk dari ini, kami juga tak akan melakukannya." Para Shin terdiam. "Seperti biasa kau terlalu lembut.." ucap Sasuke. "Lalu apa yang akan kau lakukan dengan orang-orang ini?" "Yah, soal itu.. Konoha punya organisasi yang mengurus anak- anak terlantar, aku akan bicara dengan pimpinannya nanti." ucap Naruto. "Oi, orang-orang ini memiliki sharingan.. apa kau yakin ingin mengurus anak-anak seperti mereka?" "Yah, bagaimanapun mereka cuma anak-anak, mereka cuma butuh sedikit latihan.." ucap Naruto.
"Hebat kau Sarada!!" Chouchou melompat meuju tempat sarada berdiri, di tengah-tengah reruntuhan. "Kelihatannya semua keluargamu hebat-hebat!! Kekuatan yang luar biasa!!" Sarada hanya terdiam, dan matanya masih di mode Sharingan. "Eh!? Sarada, matamu jadi sama seperti mata ayahmu!!" "Yah..." ucap Sarada pelan. Dari wajahnya, kelihatannya ia sendiri masih kaget dengan kekuatannya tadi.
"Sarada, apa kau baik-baik saja!?" Sakura yang masih terluka berlari menuju Sarada. "Kau selalu saja membuat ibu khawatir!!" ucapnya. "Maaf.." ucap Sarada. "Ibu senang sekali kau baik-baik saja.." Sakura memeluk putrinya. "Terlalu erat, bu.." ucap Sarada. "Ups! Maaf ya.." Sakura pun melepas pelukannya. "Aku sudah mendengar banyak dari Shizune, shannarou.... kau itu putriku, tak perlu diragukan lagi, putri yang bodoh tepatnya.." "Ya, aku tahu.. sekarang aku mengerti.." ucap Sarada. "Kita semua memiliki ingatan dan kenangan.. perasaan yang menghubungkan kita semua.."
Sarada ingat apa yang waktu itu dikatakan ibunya, "Hati kita dengan papa saling terhubung.." "Papa!" Sarada lalu melihat Sasuke, "Papa, apa kau juga berpikir kalau perasaan kita dan ibu benar-benar saling terhubung?" "Ya.." ucap Sasuke. "Kenapa kau bisa mengatakan itu?" "Karena kami sama-sama memilikimu... Sarada." Sarada terharu, air mata hampir menetes dari matanya. "Syukurlah kau senang, Sarada.." ucap Chouchou dalam hati. "Yah, ayo sekarang kita pulang!!" ucap Naruto. Setelahnya, para Shin itu benar- benar dibawa ke semacam panti asuhan. "Kami akan memberi masing- masing dari mereka nama.." ucap pengurus panti. "Yah, tapi sepertinya kita harus memberikan banyak sekali nama.." ucap pimpinan panti, Kabuto. "Mulai saat ini kalian akan tinggal di sini, jadi itu artinya mulai sekarang akulah ayah kalian. Namaku Kabuto, kalian tak usah malu-malu." Di dekat gerbang Konoha, "Aah, padahal harusnya ini menjadi perjalanan untuk mencari ayahku.." ucap Chouchou ke Sarada. "Tapi kita malah menemukan ayahmu, yang selanjutnya giliranku ya, kau mau membantu, kan?" "Ah.. iya..." ucap Sarada. Lalu di dekat sana, terlihat Ino sedang berbincang-bincang dengan seorang lelaki bertubuh kurus. "Sudah lama ya tidak melaksanakan misi seperti ini.." ucap lelaki itu. "Maksudmu sudah lama sejak terakhir kau memaksakan dirimu??" Chouchou langsung berpikir, "Tidak salah lagi, pasti laki-laki itu!!" Chouchou pun menghampirinya dan berkata, "Apa kau.. apa kau ayahku!?" "Eh? Tentu saja, Chouchou, kau ini bicara apa, hah?" lelaki itu ternyata Choucji. "Eeh!? Apa kau benar-benar ayah!?" Chouchou kaget. "Yah, sudah lama sekali sejak kau menjadi seperti ini kan, Chouji, pantas saja kalau dia tidak kenal.." ucap Ino. "Yah, kurasa memang begitu.." ucap Chouji. "Yah, apa itu!? Apa itu semacam jurus rahasia klan Akimichi!?" "Yah, semacam itulah.." "Kalau begitu ajari aku!! Langsung mulai besok!!" pinta Chouchou. Melihat itu Sarada tertawa.
"Eh?" Ino kaget saat melihat Naruto dan Sakura yang datang bersama Sasuke. "Sasuke-kun!? Wah, lama ya tak jumpa!!" "Choucji, Chouchou terus saja mencarimu.." ucap Naruto. "Ah, aku sedang dalam misi.." ucap Chouji. Sarada langsung menghalangi Ino yang mau dekat-dekat dengan ayahnya. "Hahaha.." Sakura tertawa. Setelah itu, mereka pulang, dan malam harinya, untuk pertama kalinya Sarada makan malam dengan kedua orang tuanya, lengkap. Namun tak lama, Sasuke harus pergi lagi. Perpisahan tak bisa dihindari, Sarada dan Sakura mengantar Sasuke sampai di pintu gerbang. "Kapan ayah akan kembali lagi?" tanya Sarada dengan wajah sedih. Sasuke memeluknya. "Ayah.." "Jangan memasang wajah seperti itu." ucap Sasuke, kemudian menyentuh dahinya dengan dua jari, "Sampai jumpa lagi ya.." Sarada pun tersenyum. "Oh iya, ini bekal makananmu.." Sakura memberi Sasuke kotak makanan. "Ah, iya.." Sakura lalu menyodorkan wajahnya, tapi Sasuke malah langsung balik badan dan pergi, "Sampai jumpa.. aku pasti kembali." ucapnya. Dalam hati, Sakura, "Mau buat aku menunggu terus ya...." Sasuke pergi dengan perasaan senang, sambil membawa kotak makanan dengan lambang Uchiha. Kemudian, di kelas Akademi, Boruto menghampiri Sarada dan berkata, "Makasih ya.." "Makasih untuk apa?" "Kotak makanan itu, kau benar- benar memberikannya pada ayahku.." ucap Boruto. "Yah, sebenarnya aku yang harus berterimakasih, berkat itu tujuanku tercapai, makasih ya.." "Apa maksudmu?" Boruto bingung. "Kalau harus jadi pengantar makanan ke seluruh penjuru desa pasti tak bisa, karena itu aku sudah memutuskan untuk menjadi Hokage." ucap Sarada. "Heh? Hokage... aneh..." ucap Boruto.
Kemudian, kembali ke persembunyian Orochimaru. "Eh!? Mustahil!!" bentak Karin. Ya, Karin membentak Suigetsu. "Justru aku yang membantu melahirkan Sarada!!" "Eh? Jadi yang dipakai untuk tes DNA itu.." "Itu tes antara Sakura dan Sarada!! Sakura terus mengejar Sasuke, dan kami pergi bersama-sama, lalu sarada lahir waktu itu di markas persembunyian!!" "Yah, kau juga sih... Selalu saja bilang, Sasuke, Sasuke.." "Bodoh, aku hanya ingin melihat Sasuke senang, dan lagi ada yang disebut sebagai persahabatan antar perempuan.." ucap Karin. "Oh, yah.. itu.. jadi kau sudah benar-benar berhenti mengejar- ngejarnya, ya?" "Kau tak mengerti... hubungan itu ada banyak bentuknya... dan lagi, kau Suigetsu... kau harus minta maaf pada Sarada!! Dan kurasa kau harus memberinya kacamata baru, yang dulu pasti sudah kekecilan.." Kembali ke Sarada, di rumahnya, saat ini ia sedang menatap sebuah foto sambil tersenyum. Kali ini foto yang benar-benar asli, foto ia bersama ayah dan ibuny


Related Posts:

0 Response to "NARUTO GAIDEN CHAPTER 10 - YANG TERCERMIN DIMATANYA"

Posting Komentar