NARUTO GAIDEN CHAPTER 2 - NARUTO HOKAGE KETUJUH


Sasuke, saat ini ia sedang berjalan seorang diri di tengah hutan yang cukup lebat. Tak tampak seorang pun di dekatnya. Namun tiba-tiba, ia merasakan sesuatu, seorang ada yang mengikutinya. Sasuke bersiaga dengan sharingan, namun tak ada apa-apa. Sasuke menonaktifkan sharingannya, lalu menghela nafas. Mungkin cuma perasaannya saja. Tapi tepat saat itu juga, sesosok berjubah muncul dan langsung menyerangnya dengan sabit berantai. Sasuke sangat sigap dan mampu menghindari serangan itu. Namun ujung senjata musuh tak cuma satu, ujung satunya lagi dari rantai itu menyerang bagian tubuh Sasuke yang satunya lagi. Sasuke tak menghindar melainkan menahannya dengan pedang di tangan kanannya. Sasuke kemudian mengaliri pedangnya dengan chakra listrik, yang begitu kuat dan menyengat hingga mengalir ke sekujur tubuh musuhnya lewat perantara rantai itu. Jubah musuh jadi hancur akibat serangan itu. Dan alangkah terkejutnya Sasuke, di balik jubah hitam itu ternyata seorang anak berseragam uchiha, lengkap dengan dua bola mata Sharingan. Ya, seorang anak yang memiliki dua Sharingan. Sasuke benar-benar kaget. "Kau... kau itu siapa?" Bukannya menjawab anak itu malah hanya tersenyum, lalu menghilang di tengah pusaran dedaunan. Naruto: The Seventh Hokage and the Scarlet Spring! Chapter 2 - Laki-Laki Bermata Sharingan Penulis : Admin Di atas sofa ruang tamu rumah Shizune, Sarada masih memandangi foto itu, foto ayahnya, yang bukannya bersama dengan ibunya tapi malah bersama orang lain. "Jadi benda berharga yang waktu itu kau maksud adalah foto ayahmu ya.." Shizune menghampirinya. "Bukannya aku memikirkan hal yang aneh-aneh, tapi.." "Ini foto yang sudah sangat lama.." ucap Sarada. "Kalau sekarang.. ayahku seperti apa ya?" "Kau belum pernah bertemu ayahmu meski sekalipun ya.." "Umm.. sebenarnya ada sesuatu yang ingin kutanyakan padamu, Shizune-san, tapi kumohon jangan beritahu ibu soal itu.." "Te-tentu saja tidak.." ucap Shizune. "Kalau begitu, beritahu aku semua yang terjadi sebelum aku lahir!" ucap Sarada. "Siapa-siapa saja yang ada di sana, siapa yang membantu kelahiranku!? Jangan ada yang disembunyikan sedikitpun!!" "Itu.." "Para ninja medis, semuanya sama saja, termasuk kau, Shizune-san.." Shizune hanya terdiam. "Aku sudah mencari informasi sendiri, jadi aku tahu, tak ada informasi apapun di rumah sakit mengenai kelahiranku." "Tapi itu.. kenapa kau menanya-nanyakan hal seperti itu!?" "Perempuan ini.. dia memiliki kacamata sama sepertiku.." ucap Sarada sambil melihat ke foto Karin. Di sebuah rumah makan, tampak Chouji sedang sarapan bersama keluarga kecilnya, istri dan putri, Chouchou. "Papa!! Berhenti makan burger ukuran besar di depanku!!" "Kurasa lebih cocok kalau kau menanyakan kenapa papamu makan makanan seperti itu pagi-pagi begini, dan nggak ada salahnya kan dia mau makan apa, lagipula orang akan mati kalau memang sudah takdirnya.." ucap ibunya. "Kau masih dalam masa pertumbuhan, makanlah yang banyak.." ucap Chouji. "Dibanding anak-anak yang lain, aku ini sudah besar sekali, tau! Dan tolong berhenti bicara sok bijak begitu, mama.." "A-anu.." tiba-tiba seseorang menghampiri mereka. "Sarada?" Setelahnya, Chouchou makan semeja dengan Sarada. "Hei, Sarada, belakang ini sebenarnya aku kepikiran sesuatu, tapi janji jangan bilang siapa-siapa ya.." Chouchou berbisik. "Baik.. ada apa memangnya?" "Aku.. aku merasa kalau mereka bukan orang tua kandungku!! Maksudku, lihat saja, aku beda sekali dengan mereka..." ucap Chouchou mantap. "Eh? serius.." Sarada memandang dengan tatapan remeh. Mungkin dalam hati ia berkata, beda sekali dari hongkong.. "Huh, rasanya dramatis sekali, kan?" seorang anak laki-laki tiba-tiba saja menghampiri mereka berdua. "Kondisi umum yang dialami gadis seusia kalian, mulai mempertanyakan mengenai jati diri mereka.." "Eh?" "Tapi yah, itu tidak terlalu penting, kan?" "Kau.. anak dari desa lain itu, kan? namamu.." "Mitsuki." ucap anak itu. "Dan kau Uchiha-san, kan?" "Hei, benar-benar tampang yang rendah diri, seoolah mengerti hati rapuh seorang gadis.. aku benar kan, Sarada?" "Kalau kau, kau itu dari keluarga Akimichi, kan? Aku bahkan tak perlu menelusuri latar belakangnmu untuk tahu itu, jadi tak apa.." Sarada terdiam, dalam hati, "Lalu bagaimana denganku? Apa aku benar-benar...?" Anak laki-laki itu menghadap seorang berjubah, kelihatannya tuannya. "Jadi bagaimana Uchiha Sasuke itu?" "Dia.. kuat..." ucap anak itu. "Sangat.. kuat..." "Tapi dia.. membunuh Itachi.. tak bisa dimaafkan... bunuh dia.." "Benar sekali, Sasuke.. dia adalah aib bagi keluarga Uchiha." "Dan aku kepikiran untuk melakukan perjalanan.." bisik Chouchou lagi, masih yakin kalau ia bukan anak kandung Chouji. "Kau tahu kan, perjalanan untuk mencari orangtua asliku, ikutlah bersamaku, Sarada!" "!!" tiba-tiba Sarada kepikiran sesuatu. "Itu dia!" ucapnya lalu sesegera mungkin berlari pergi. "Aku akan menemukan ayah dan membuatnya menceritakan semuanya! Dan kalaupun tak bisa, aku akan menemukan gadis berkacamata itu!! Aku yakin Shizune-san atau bahkan setidaknya Hokage ketujuh tahu dimana dia..." Di ruangannya, gedung Hokage, tampak Naruto yang sibuk dengan berkas-berkas yang menumpuk. Lalu di saat sibuk-sibuknya, seekor elang tiba-tiba saja mendarat di jendela. "Itu... elang milik Sasuke.." ucap Naruto. Naruto pun membaca pesan yang ada di kaki elang itu. "Dia itu kuno sekali ya.." ucap Naruto. "Yah, sebagian besar misinya berada di tempat dimana dia tak akan bisa mengecas handphone, jadi mau bagaimana lagi.." ucap Shikamaru. Naruto membaca pesan itu dengan seksama dan, "A-apa.." Sesegera mungkin Naruto menelpon Kakashi. "Ada apa, Naruto? bukannya sudah kubilang kalau aku saat ini sedang berlibur.." Setelah mendengar penjelasan Naruto wajah Kakashi langsung berubah menjadi serius. "kalau dia memiliki sharingan itu berarti.. meskipun kemungkinannya sangat kecil, mungkin dia adalah keturunan Uchiha atau.. hasil eksperimen Orochimaru.. "Ya, ya, baik.. aku juga akan menghubungi Yamato.. aku tahu dia ada dimana.. ya.. nanti kuhubungi lagi." Sarada ternyata sudah berada di depan pintu ruang Hokage, dan setelah mendengar semua pembicaraan tadi ia membatalkan niatnya untuk masuk. "Baiklah, ayo tanyai selengkapnya dari Sasuke langsung." ucap Naruto. "Kita akan menemui Sasuke. Kemudian kita akan pergi ke tempat Orochimaru. Aku akan meninggalkan bunshin di sini untuk jaga-jaga, sementara aku yang asli pergi.." "Tapi ujian kelulusannya sebentar lagi akan.." "Meski cuma percikan api kecil, kalau dibiarkan bisa saja menjadi api yang besar, dan saat itu terjadi semuanya sudah terlambat.. akan lebih baik kalau kita mencegahnya sesegera mungkin." ucap Shikamaru. Naruto pun berangkat. Saat ini Naruto dan Shikamaru sudah berada di hutan batas luar desa. "Kuserahkan desa dan ujiannya padamu.." ucap Naruto ke Shikamaru. "Yah.." Diam-diam, Sarada membuntuti mereka. "Aku harus mengikuti Hokage ketujuh. Aku tak peduli mengenai menjadi ninja atau apapun itu, aku akan mencaritahu jati diriku yang sebenarnya...!" ucapnya dalam hati. "Hei, kau malah lebih bersemangat dari aku.." ucap Chouchou. "Eeeh!? Chouchou!???" "Kau tahu.. aku punya pirasat kalau papaku yang asli itu cowok yang macho!! Mungkin kutanyai saja satu-satu semua cowok macho yang kita temui nanti..." Sarada tak bisa berkata apa-apa.

Related Posts:

0 Response to "NARUTO GAIDEN CHAPTER 2 - NARUTO HOKAGE KETUJUH"

Posting Komentar