Sakura sekarang berada di markas musuh, dia
dihadapkan pada kenyataan yang menyedihkan. Latar tak jauh berbeda dengan
chapter kemarin. Shin botak dan Shin kecil sama-sama terebah di pembaringan
dalam keadaan yang siap untuk dioperasi.
Organ tubuh shin kecil (mirip lever) berada di atas
pembaringan mereka. Sementara, dengan jelas diperlihatkan pada robekan sekitar
perut si botak, organ dalamnya yang masih berdenyut.
‘Deg.. Deg’
Jantung si botak dan organ dalamnya ditancapi
beberapa alat. Organ itu masih berfungsi dan berlumuran darah.
“Jangan salah sangka. Bocah disebelahku ini hanya
bunshinku. Dia memiliki DNA yang sama denganku. Ini hanyalah cadangan. Cepatlah
mulai!” Kata si botak.
“!!” Sakura terlihat kaget, diperlihatkan pula wajah
shin-shin kecil yang lainnya, menatap serius.
“Kau memperlakukan bunshinmu seperti ini? Kau memang
bukan Orochimaru. Tapi bisa-bisanya kau!” Keluh Sakura.
“Ya! Kau benar, dia adalah guruku.”
“Tepatnya, aku ini adalah eksperimen lama
Orochimaru, untuk menciptakan teknik bunshin khusus.”
“Benar-benar ular, tak berperasaan!” Kata Sakura.
“Bocah-bocah ini di buat dengan cara mencangkok gigi
dan uratku. Bisa dibilang mereka ada disini untuk kepentinganku, untuk aku
gunakan demi keperluan tubuhku! Tidak lebih dari itu.”
Ekspresi wajah sakura berubah lebih serius bercampur
kesal, dia semakin terkejut dengan pernyataan pria botak itu.
Latar kembali ke tempat Sasuke, Naruto, Sarada dan
Chouchou.
Naruto yang tadi memejamkan matanya sekarang sudah membuka matanya kembali. Berada dalam mode sennin, mencoba mendeteksi keberadaan Sakura dan musuh-musuh tadi.
Naruto yang tadi memejamkan matanya sekarang sudah membuka matanya kembali. Berada dalam mode sennin, mencoba mendeteksi keberadaan Sakura dan musuh-musuh tadi.
“Kelihatannya buruk! Mereka mungkin pergi ke suatu
tempat yang sangat jauh, atau sedang tersembunyi dalam kekkei pelindung.” Kata
Sasuke, Naruto gagal mendeteksi mereka.
“Chakra sakura-chan juga tak bisa di deteksi.” Ucap
Naruto.
Sarada terlihat murung.
“Aku tau.” Ujar Sasuke.
“Kakashi-sensei bilang sih mereka ada kaitannya
dengan Orochimaru.” Jawab Naruto.
“Aku kira juga begitu. Karena ada sharingan yang
tertanam di lengan kirinya dan bagian lain tubuhnya. Hal ini sama dengan saat
aku melawan danzo, di lengan kanan danzo banyak tertanam sharingan. Yang
menciptakan tangan kanan Danzo itu adalah orochimaru.”
“Kalau kita ingin menemukan Sakura aku kira lebih
baik kalau kita pergi ke persembunyian orochimaru.” Naruto memberi saran.
Sasuke menjawab, “ Ku pikir kau benar, tapi
bagaimana dengan anak-anak ini?”
“Tapi orang itu juga mengincar Sarada, barangkali
karena mereka sudah tahu kalau dia anakmu, dia tidak boleh dijadikan sandera
juga. Jadi kupikir kalau mereka lebih aman jika bersama dengan kita.”
Sarada semakin sedih.
‘MAMA’ batinnya.
‘MAMA’ batinnya.
‘Thus’
Chouchou yang sedari tadi diam menyodorkan makanan
ringan pada Sasuke, Sasuke terlihat bingung dengan tingkah Chouchou. Dia
kemudian bicara.
“Aku benci suasana yang berat seperti ini. Menjadi
‘Berat’ dalam kondisi yang sesungguhnya saja sudah susah. Ayolah gadis
berkacamata! Kau pasti bisa melakukannya.Tinggal ada rasa garam saja, tapi
kalau dengan ini semuanya belum juga menjadi lebih baik aku tidak tahu harus
bagaimana lagi.”
Sasuke terdiam, Sarada menjadi semakin cemas dan
sedih.
Latar kembali beralih ke markas musuh. Bunshin si
botak itu semakin mengenaskan, Si botak kemudian berkata pada Sakura.
“Kau tidak perlu sedih. Mahluk hidup pada akhirnya juga akan mati kok.”
“Kau tidak perlu sedih. Mahluk hidup pada akhirnya juga akan mati kok.”
“Apa maksudmu?”
“Gen-gen atau bisa disebut juga sel reproduksi.
Inilah yang kita sebut “anak-anak” inilah caraku terus bertahan hidup dalam
keabadian. Selain itu sel yang tidak bereproduksi akan mati setelah periode
yang ditentukan. Dengan kata lain manusia bisa menipu kematian dengan
mereproduksi dan menggandakannya. Sel yang sudah dipakai dan terbuang
dikorbankan bahkan walaupun mereka masih hidup. Jadi dalam hal ini kematian
yang sesungguhnya bagi mereka adalah ketika mereka sudah digunakan atau
terbuang jasadnya. Ini memang keadaan yang tak bisa dihindari. “
“Walaupun begitu yang seharusnya kau fokuskan bukan
pada gen melainkan pada jasadnya. Pikiran dan persepsi hidup ada dan tinggal di
dalam mereka. Hubungan antara orang tua dan anak itu bukan hanya pada penurunan
Gen tapi lebih dari itu semua!” Teriak Sakura.
“Anak terbentuk dari percampuran gen kedua orang
tuanya. Menciptakan keturuanan yang kuat tak lebih dari sebuah naluri. Hanya
gen yang paling bagus saja yang dipilih untuk terus hidup, itulah esensi
kehidupan sendiri. Itulah evolusi manusia, dan ketika kita berevolusi kita akan
menjadi lebih dan lebih efisien. Teknik bunshin ini adalah bagian dari semua
itu. Itu adalah kebenaran Ninja kan? Turun dan terseret ke dalam medan
pertempuran, kekuatan dan skill ninjutsu yang baru akan segera tercipta dengan
cepat. Hanya ninja-ninja terkuat saja yang bisa dipilih. Perang diperlukan
untuk evolusi manusia, itulah tujuan adanya akatsuki.” Jelas shin botak.
“Kau bahkan lebih bodoh dari Orochimaru! Apa yang
sebenarnya kau pikirkan soal manusia? Kau benar-benar tak tahu seberapa
pentingnya menjadi orang tua!” Teriak sakura lagi.
Latar kembali berpindah. Seperti sebuah gua
persembunyian. Seorang pria yang sosoknya diperlihatkan dari belakang mulai
berucap.
“Cukup! Hentikan! Aku tidak mau dipanggil ‘ketua’
oleh Hokage.”
Ternyata orang tersebut adalah Yamato, wajahnya
sedikit berubah lebih dewasa. Ditempat itu, Naruto dan rombongannya tadi sudah
bergabung dengan Yamato.
‘Orang ini bukan ayahku’ Batin Chouchou.
“Tidak! Bagiku.. kau tetaplah ketua Yamato!” Kata
Naruto yang berada di belakang Yamato.
“Aku sudah banyak mendengar cerita dari pendahulumu.
Maaf ya! Aku tak bisa meninggalkan lokasi ini.” Imbuh Yamato.
“Jika terjadi sesuatu.. aku akan mengikuti jejak
orochimaru. Kalian mengerti?”
“Ya! Aku tau!”
“Kali ini kau bersama dengan sasuke, jadi aku rasa
akan lebih mudah dari pada waktu sebelumnya.”
“Baiklah, ayo kita menyusup! Aku tau bagian dalam
tempat ini kok.”
Mereka mulai menyelinap masuk, di dalam sebuah
terowongan.
“Lewat sini!” Kata Sasuke.
“Hei Sasuke. Tempat ini tidak sama dengan toko
langgananmu. Waspadalah sedikit-dattebayo!”
Sasuke dan semuanya terus masuk, tak lama kemudian
mereka di hadang oleh Juugo dan Suigetsu.
“Yah. Kita ketahuan.” Kata Naruto.
“Lama tak bertemu ya Sasuke!” Ujar Suigetsu, “ Ini
bukan tempat yang sesuai untuk dipakai jalan-jalan bersama anak-anak kau
tahu?!” Lanjutnya.
“Hokage ya? Huuh!” Kata Juugo.
Melihat mereka, Sarada langsung teringat pada foto
yang pernah dia temukan. Ya! Mereka adalah Team Taka. ‘seperti orang-orang yang
ada di foto’ Batinnya.
“Antarkan kami ke persembunyian Orochimaru.” Kata
sasuke dingin.
“Ku rasa itu tak perlu.” Kata naruto.
“Oh astaga! Aku tak percaya kau mau berkunjung
kesini lagi Sasuke.”
“Haah? Bagaimana bisa kau terlihat muda begini
orochimaru.”
“Kau harusnya sudah tau aku kan? Tidak perlu
membicarakan hal yang tak penting!”
“Baiklah kalau begitu.”
“Orochimaru.. jadi ini ya orangnya?” kata Sarada.
“Hey! Siapa anak-anak ini?” Tanya Orochi.
‘Kalau.. kalau orang ini adalah orang tuaku. Dia ini
harus jadi ayahku atau ibuku? Yang mana enaknya sarada?” Kata chouchou dengan
ekpresi aneh di wajahnya.
“Apa?” Sarada bingung.
“Anak buahmu mencoba membunuh anakku dan
membahayakan isteriku. Jika kau memang sedang merencanakan sesuatu sebaiknya
kau katakan saja sekarang!”
Orochimaru sedikit bingung, kemudian dia berkata.
“Ikuti aku!”
“Ikuti aku!”
Mengesankan, ini adalah ruang eksperimen orochimaru.
Salah satunya ada tabung, di dalamnya terdapat bocah seperti Shin kecil.
“Itu adalah kemampuan Shin, dia hanya tertarik pada
Itachi dan bukan seorang anggota klan uchiha. Tapi dia meninggalkanku, dia
hanya salah satu percobaan lamaku, seperti yang bisa kalian perkirakan, lengan
kanan danzou berasal dari dia. Anak ini benar-benar istimewa, tubuhnya unik dan
tidak menolak transplantasi. Jadi aku menginginkan lebih banyak lagi tubuh
seperti miliknya, aku mengulang-ngulang teknik bunshin dengan menggunakan tubuh
anak ini. Sampai kami bisa menemukan misteri genetika.”
“Bunshin?” Sahut Naruto.
“ini lebih bagus daripada kage bunshin milikmu.
Semua bunshin itu adalah asli. Bisa disebut bunshin yang tidak dapat hilang.”
“Aku tak paham, katamu mereka adalah bunshin yang
tak bisa hilang, tapi kalau di bunuh apa yang akan terjadi?” Tanya naruto.
“Klon-klon ini akan terlahir dengan sendirinya, bisa
dibilang mereka itu seperti anak kembar, masing-masing memiliki kepribadian
sendiri dan pemikirannya sendiri. Butuh waktu untuk tumbuh, tetapi gen-gen ini
mirip dengan ayah dan anak atau bahkan saudara kandung. Kalau kalian ingin
membunuh mereka tak ada pilihan lain kecuali membunuh mereka semua, sekaligus.”
Jelas orochimaru.
“….!! Tidak bisa semudah itu karena ini berhubungan
dengan manusia kau tahu!” Bantah Naruto. “ Apa kau pikir tidak masalah setelah
melakukan eksperimen semacam ini?”
“Sebenarnya manusia itu sederhana. Orang-orang
adalah budak dari gen mereka sendiri, individu dan semua yang terhubung dengan
itu bisa kita buktikan.” Tambah orochimaru.
“Bagaimana jika bukan bunshin? Bagaimana kalau anak
dan orang tua kandung?” Ucap sarada, sasuke sedikit bingung dengan pernyataan
anaknya.
“Ya! Apa kau ingin membuktikannya?” Tanya
orochimaru.
“Jangan Sarada! Bahkan kita saja tidak tahu apa
jenis kelamin orang ini. Jujur saja, orang ini benar-benar menyeramkan.” Bisik
Chouchou.
“Bukan waktunya untuk basa-basi. Jika kau tahu beri
tahu kami persembunyian Shin.”
“Baiklah! Kalau konoha ingin menangkap shin yang
merepotkan itu, sepertinya aku juga akan terbantu.” Kata orochimaru.
“Aku akan menceritakan detailnya, jadi ayo kita
pergi ke ruang monitor. Kau tak akan berubah pikiran lagi karena aku kan?”
Saat itu ekspresi wajah sarada benar-benar serius.
Dia berjalan paling belakang dan kemudian tanpa sengaja mencolek suigetsu,
menunjukkan foto tim taka pada suigetsu dan bertanya.
“Wanita ini ada diruangan yang mana?”
“Ah.. Karin tidak ada disini. Dia ada
dipersembunyian yang lain.” Jawab suigetsu.
“Begitu ya?” Sarada Kecewa, “Kalau begitu bisakah
aku minta bantuanmu?”
Naruto yang ada di belakang Juugo merasakan firasat
aneh.
Latar berpindah lagi, suigetsu dan Sarada kini ada
disebuah ruangan yang berbeda.
“APAAA?” Suigetsu terkejut. “Apa maksudmu? Jadi
Sasuke sebrengsek itu?”
“Hanya perasaanku saja, makanya aku ingin tahu siapa
ibuku yang asli. Aku ingin kau membantuku.” Sarada memohon. Suigetsu mulai
berpikir dan membayangkan Sasuke sedang berduaan dengan Karin.
‘Err.. Aku kira Karin…….!’ Batin suigetsu.
“Kau bisa membantuku mencari semua keterkaitan ini
kan?” Pinta Sarada lagi.
“Baiklah, aku kira bisa sih.” Suigetsu terlihat
malas.
“Aneh, aku rasa harusnya ada di sekitar sini.”
Suigetsu sepertinya sedang mencari sesuatu di sebuah laci.
Suigetsu kemudian teringat kata-kata Karin.
**"Meja ini adalah privasiku, jadi tak ada
seorangpun yang boleh menyentuhnya Suigetsu!” Karin menegaskan.**
“Ah! Ini dia. Aku tau kalau ini adalah DNAnya Karin.
Tapi kok…..” Suigetsu terlihat ragu.
“Alat pencocok DNA ini akan melihat kecocokan DNA
kalian, melihat hubungan kalian.”
Sarada mengikuti intruksi suigetsu, dia mencoba alat
itu, melihat kecocokan DNAnya dengan Karin, masih dalam proses…………. Proses
analisa, Sarada sampai gugup.
“SESUAI"
“SESUAI"
Mengejutkan bukan?
“Yah! Memang sepertinya Karin adalah ibumu.” Kata
Suigetsu.
Naruto yang mengawasi dari balik dinding menunjukkan
Raut muka kesal. Sarada menangis mendengarkan kenyataan itu, dia begitu kecewa,
sangat kecewa.
‘Perasaanmu dan ayahmu terhubung melalui sebuah
ikatan, kau tidak usah khawatir.’ Kalimat itu terngiang kembali ke pikirannya,
kalimat yang pernah dikatakan Sakura padanya.
“Kacamatamu juga mirip lho.” Timpal suigetsu.
“Baiklah, sebaiknya aku pergi saja.” Kata sarada.
Sarada terus menangis.
“Apa aku sudah melakukan hal yang buruk ya? Huh!” Keluh
Suigetsu. Naruto yang ada disampingnya langsung angkat bicara.
“Kalian tim Taka memang selalu ikut campur urusan
orang lain, bodoh!-dattebayo!”
Suigetsu dan Naruto akhirnya adu mulut.
“Yang salah itu Sasuke! Harusnya kau tahu itu!”
“Mana aku tahu? Dasar sasuke brengsek!”
“Aku serahkan sisanya padamu.. daa~”
“Oi suigetsu! Tunggu!” Teriak Naruto.
Sarada tenggelam dalam putus asa yang berat,
bagaimana reaksinya selanjutnya? Dia hanya tertunduk dan menangis, Naruto
mencoba bicara padanya.
“Hei Sarada, kita sudah akan pergi sebentar lagi.”
“Aku rasa auramu mirip dengan Sakura.” Kalimat yang
pernah diucapkan Naruto membayangi kembali benak sarada. Membayanginya dalam
keputusasaannya yang sekarang.
“Bohong!”
“Huh?”
“NANADAIME PEMBOHONG!” Teriak Sarada. “ Kenapa aku
harus menolong orang yang bukan ibuku? Bahkan orang yang tak punya hubungan
apa-apa denganku! Aku sudah diam cukup lama. Tapi sekarang aku sudah tahu!”
Sarada masih terus berteriak, tomoe di matanya kembali muncul.
‘KEBENARAN MEMANG KEJAM.’
0 Response to "NARUTO GAIDEN CHAPTER 7 - BUDAK GENETIK"
Posting Komentar